
Hikmah

Menyampaikan Kabar Gembira Kepada Rasululloh
Rasulullah ﷺ bersyukur kepada Allah jika mendapatkan kabar umatnya berbuat kebaikan & amal sholeh.
Dan Rasulullah ﷺ memintakan ampun kepada Allah atas umatnya yang berlaku dosa dan maksiat di alam barzakhnya..
Ya Rasulullah..
Kami yang berbuat dosa, engkau ya Sayyidana Ya Rasulalloh ﷺ yang memintakan ampun.. 😭
اللهمَّ صلِّ على سيِّدنا محمَّد وعلى آلِ سيِّدنا محمَّد.
Mari Perbanyak Shalawat_
يالله بالتوفيق حتى نفيق ونلحق الفريق
Semoga Allah memberi kita taufiq sehingga kita bisa digolongkan dengan orang-orang sholeh. Aamiin..
Sebagian Dokumentasi Santunan Bulan Maulid 1447 H / 2024 M
Do’a Tawassul, Insya Allah Qobul Hajat
Doa tawassul, Insya Allah Qobul hajat.
Dengan tata cara di bawah ini, maka dosa kita akan diampuni dan 72 hajat kita akan kabulkan:
~ Membaca shalawat 70 kali.
~ Tawassul dengan pengarang kitab Al Muhadzdzab dan kitabnya; Al Imam Abu Ishaq Asy-Syairozi.
Lafadnya:
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّم على سيدنا محمَّدٍ وعلى آلِهِ (٧٠ x)
اللهم إِنَّي أسْألُ بِالشَّيخِ أَبِي إِسْحَاق الشَّيْرَازِي وَكِتَابِهِ المُهَذَّبِ أَنْ تَفْعَلَ لِي كَذَا وَكَذَا….. sebutkan hajatnya
> Faidah dari Al Habib Salim Asy-Syathiri dari Al Habib Ahmad bin Hasan Al Atthos.
Sumber : FB Gus Dewa Menjawab
Kekuatan Sedekah
Sedekah memiliki kekuatan yang luar biasa dalam agama Islam. Berikut adalah beberapa kekuatan sedekah menurut ajaran Islam:
1. Mendekatkan diri kepada Allah: Dengan bersedekah, seseorang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menunjukkan rasa syukur atas karunia-Nya.
2. Membersihkan harta: Sedekah dapat membersihkan harta seseorang dari sifat serakah dan cinta terhadap harta dunia, sehingga membantu seseorang untuk meraih ridha Allah.
3. Menghapus dosa: Sedekah memiliki kekuatan untuk menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan seseorang, karena sedekah merupakan amal kebajikan yang dapat memperbaiki dosa-dosa yang telah dilakukan.
4. Mendatangkan berkah: Allah SWT menjanjikan berkah bagi orang yang bersedekah secara ikhlas, sehingga harta yang dimiliki akan mendapat berkah dan keberkahan.
5. Perlindungan dari bencana: Sedekah memiliki kekuatan untuk melindungi seseorang dari bencana dan musibah yang datang, karena Allah SWT menjanjikan perlindungan bagi orang-orang yang gemar bersedekah.
Dengan memahami kekuatan sedekah ini, diharapkan kita semua dapat lebih rajin dalam bersedekah dan berbagi rezeki kepada sesama, karena dampak positif yang ditimbulkannya tidak hanya dirasakan oleh penerima sedekah, tetapi juga oleh orang yang memberi sedekah sendiri.
Makna Daarul Falaah
“Daarul Falaah” adalah ungkapan dalam bahasa Arab yang memiliki makna yang positif dan spiritual. Berikut adalah artinya:
1. Daarul: Dari bahasa Arab “Dar” yang artinya rumah. “Daarul” dapat diartikan sebagai tempat tinggal, kediaman, atau rumah.
2. Falaah: Dalam bahasa Arab, “Falaah” memiliki arti keberuntungan, keselamatan, sukses, atau keberkahan. Istilah ini sering digunakan untuk menyebut hasil yang baik atau kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan.
Secara keseluruhan, “Daarul Falaah” dapat diartikan sebagai rumah atau tempat kediaman yang penuh dengan keberuntungan, keselamatan, kesuksesan, dan berkah. Ungkapan ini mencerminkan harapan akan kehidupan yang baik, sejahtera, dan penuh berkah di tempat tersebut.
Suami Istri Mendadak Kaya Karena Sedekah : Kisah Keajaiban Sedekah Zaman Nabi Musa
Ada satu kisah penuh hikmah tentang sepasang suami istri yang mendadak kaya di zaman Nabi Musa. Kisah ini sering disampaikan di berbagai kajian ilmu. Dikisahkan, pada zaman Nabi Musa hiduplah sepasang suami istri yang serba kekurangan selama bertahun-tahun. Kehidupan mereka tergolong sangat miskin namun mereka tetap sabar dan berupaya keluar dari belenggu kemiskinan.
Suatu hari saat mereka beristirahat di tempat tidur, sang istri berkata kepada suaminya, “Bukankah Musa itu Nabi Allah dan bisa berbicara dengan-Nya?” Sang suami menjawab: “Ya, benar.”
Sang istri berkata lagi: “Kalau begitu kenapa kita tidak pergi mendatanginya dan mengadukan keadaan kita kepadanya. Kita meminta padanya agar berbicara kepada Tuhannya tentang keadaan kita dan memintakan agar kita diberi kekayaan, agar kita bisa hidup senang dan berkecukupan selama menjalani sisa hidup kita.”
Esok harinya, keduanya mendatangi Nabi Musa dan menyampaikan keinginan tersebut. Nabi Musa pun bermunajat menghadap Allah dan menyampaikan keinginan keluarga tersebut. Sedangkan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat, tidak ada sesuatu pun di langit dan bumi ini yang tersembunyi dari-Nya.
Allah menjawab permohonan Nabi Musa. Allah berfirman: “Wahai Musa, sampaikan kepada mereka bahwa Aku telah mengabulkan permintaan mereka dan Aku akan memberi mereka kekayaan, tetapi selama satu tahun saja. dan setelah satu tahun, Aku akan kembalikan mereka menjadi orang miskin.” Mendengar kabar dari Nabi Musa itu, pasangan suami istri ini sangat gembira luar biasa. Benar saja, beberapa hari kemudian, rezeki datang dari arah yang tidak mereka ketahui hingga menjadikan mereka kaya raya di tengah masyarakat.
Kehidupan mereka pun berubah dan mereka hidup senang dan bahagia. Sang istri pun berkata kepada suaminya, “Wahai suamiku, ingatlah kita diberi kekayaan ini hanya satu tahun dan setelah itu kita akan jatuh miskin lagi seperti sedia kala.”
Suami menjawab, “Ya, saya tahu”.
Pemberian Al-Qur'an dan Santunan Uang Tunai
Sang istri berkata: “Kalau begitu, kita gunakan saja kekayaan ini untuk membantu banyak orang. Selama setahun ini kita akan memberi makan orang-orang fakir dan menyantuni anak yatim mumpung kita masih punya.”
Sang suami pun setuju dengan gagasan itu lalu mereka membangun rumah singgah untuk membantu para musafir. Rumah itu dibangun dengan tujuh pintu, masing-masing pintu menghadap ke jalan yang berjumlah tujuh persimpangan. Keluarga ini pun mulai menyambut setiap musafir yang datang dan memberi mereka makan dan tempat singgah gratis, siang malam. Mereka terus sibuk melayani selama berbulan-bulan. Setahun berlalu sepasang suami istri ini tetap sibuk membantu para musafir dan memuliakan tamu yang berdatangan. Kehidupan mereka pun tetap kaya. Mereka lupa dengan tenggat waktu yang ditetapkan Allah tersebut. Melihat itu, Nabi Musa pun heran, lalu bertanya kepada Allah seraya berkata: “Wahai Rabb, Engkau telah menetapkan syarat kepada mereka hanya satu tahun. Sekarang, sudah lewat satu tahun tetapi mereka tetap hidup kaya?”
Allah berfirman: “Wahai Musa, Aku membuka satu pintu di antara pintu-pintu rezeki kepada keluarga tersebut, lalu mereka membuka tujuh pintu untuk membantu hamba-hamba-Ku. Wahai Musa! Aku merasa malu kepada mereka. Wahai Musa! Apakah mungkin hamba-Ku lebih dermawan dari-Ku?”
Kemudian Nabi Musa menjawab:
“Maha Suci Engkau Ya Allah, betapa Maha Mulia urusan-Mu dan Maha Tinggi kedudukan-Mu”
Dari kisah di atas dapat kita petik pelajaran berharga betapa dahsyatnya keutamaan bersedekah.
Dalam satu Hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak ada satu hari pun yang seorang hamba memasuki waktu pagi padanya, kecuali ada dua Malaikat yang turun dari langit dan salah satunya berdoa: ‘Ya Allah, berikanlah ganti untuk orang yang berinfak.’ Dan Malaikat yang lain berdoa: ‘Ya Allah, berikanlah kebinasaan untuk orang yang menahan diri tidak berinfak dan mengambil sesuatu yang bukan haknya.”
Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman:
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba’: 39)
Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita untuk bersedekah dan senang membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Aaamiin!
Sumber : Badan Wakaf Indonesia / bwi.go.id
Spirit Surat Al-Ma’un dan Al-‘Ashr KH. Ahmad Dahlan
Salah satu pemikiran KH. Ahmad Dahlan yang melandasi etos sosialnya ialah Al-Qur’an surat Al-Maun. Surat Al-Ma’un hasil pemikiran Kiai Dahlan ini menjadi ide penggerak organisasi Muhammadiyah selama bertahun-tahun. Menurut Haedar Nashir, inti daripada Al Maun ini adalah ibadah ritual itu tidak ada artinya jika pelakunya tidak melakukan amal sosial.
“Karena Al Maun ini Kiai Dahlan mempelopori yang melahirkan rumah miskin dan yatim. Bahkan lahir poliklinik pertama yang waktu itu rumah sakit hanya dimiliki kaum zending atau dari Kristen. Kiai Dahlan mengimplementasikan Al Maun menjadi rumah miskin dan yatim, dan rumah sakit yang waktu itu masih susah,” tutur Haedar dalam acara Khataman Al-Quran Online Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) pada Senin (14/06).
Teologi Al-Maun yang digagas dan dikembangkan oleh Kiai Dahlan dipandang oleh Haedar berhasil membawa gerakan Muhammadiyah membebaskan kaum lemah dari ketertindasannya, dengan perwujudan konkret adanya pendirian panti asuhan, rumah sakit, dan lembaga pendidikan. Saat ini lembaga-lembaga sosial Muhammadiyah tersebar luas di seluruh Tanah Air.
“Artinya dari Al Maun melahirkan al-Quran yang berjalan, al-Quran yang menjawab kehidupan, yang memberi manfaat, memberi maslahat. Bukan hanya bagi kita yang memahami al-Quran tapi juga buat orang lain bahkan yang berbeda agama, berbeda suku, berbeda golongan tetapi mendapat manfaat dari al-Qur’an,” jelas Haedar.
Surat Al-Ma'un
Jika Kiai Dahlan mengajarkan surat Al-Ma’un kepada murid-muridnya selama 3 (tiga) bulan, kemudian melahirkan tindakan sosial praksis, maka surat Al-’Ashr diajarkan lebih dari 8 (delapan) bulan. Menurut Haedar, pada saat itu penduduk setempat terheran mengapa surat Al-‘Ashr yang menempati urutan ke 103 ini begitu singkat bisa sampai berbulan-bulan dalam proses belajar-mengajarnya.
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini menegaskan bahwa pemikiran Kiai Dahlan merupakan intisari dari QS. Al-Ashr. Meski digolongkan sebagai surah pendek, kata Haedar, surah ini memiliki makna yang mendalam. Mengutip Imam Syafii bahwa seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka.
Surat Al-'Ashr
“Artinya betapa surat ini begitu penting karena mencakup banyak hal. Ayat pertama, demi waktu. Waktu itu bukan hanya menyangkut durasi, tetapi juga keadaan. Itulah yang kemudian melahirkan dari Al-‘Ashr itu ‘ashariyah atau kemodernan,” ungkap Haedar.
Sumber : MUHAMMADIYAH.OR.ID
Gus Baha’ : Tirulah Cara Sedekahnya Sayyidina Ali
Kegiatan Rutin Bulanan LKSA Daarul Falaah Packing Beras Jimpitan untuk Santunan
Sedekah merupakan suatu ibadah yang mulia. Keutamaan sedekah telah disebutkan dalam Al-Qur’an. Orang yang bersedekah akan dilipatgandakan balasannya dan mendapat pahala yang mulia di sisi Allah SWT.
Dalam praktiknya, cara sedekah setiap orang berbeda-beda. Ulama kharismatik asal Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha selalu meniru cara sedekah Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Ia pun menyarankan agar umat Islam menerapkan cara sedekah menantu Rasulullah SAW ini.
“Saya pernah menjalani ini berkali kali. Meniru (cara sedekah) Sayyidina Ali. Pokoknya kalian saya ijazahi dan harus dilakukan. Setidaknya sekali dalam seumur hidup. Kalau sampai ditanya Allah, setidaknya sudah pernah,” kata Gus Baha dikutip dari tayangan YouTube Dakwah Islam Channel, Jumat (27/1/2023).
Gus Baha menerangkan empat cara sedekah Sayyidina Ali Suami Siti Fatimah Az-Zahra ini sedekah malam hari, sedekah siang hari, sedekah sembunyi-sembunyi, dan sedekah terang-terangan.
“Sayyidina Ali selalu membagi uangnya (untuk sedekah) menjadi empat. Jadi jika beliau punya uang 100 ribu, dibagi menjadi masing-masing 25 ribu,” Gus Baha mencontohkan.
“Saya sudah pernah melakukan. Punya uang 200 ribu, 50 ribu diberikan ke orang lain terang-terangan. Lalu 50 ribu lagi saya berikan secara rahasia. Kemudian satu di malam hari, dan terakhir di siang hari,” tambah Gus Baha.
Menurut Gus Baha, Sayyidina Ali menerapkan cara tersebut sesuai dengan keterangan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 274.
اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Artinya: “Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”
Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 271 juga diterangkan sedekah secara terang-terangan baik dilakukan. Sedekah secara sembunyi-sembunyi juga lebih baik dilakukan. Keduanya termaktub dalam firman Allah SWT.
اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۚ وَاِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاۤءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Artinya: “Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”
“Makanya, sedekah itu kadang-kadang ditampakkan. Meski khawatir pamer, gak apa. Bagaimana pun itu firman Allah. Kamu khawatir pamer, berati kamu takut setan,” ujar Gus Baha.
Cara sedekah Sayyidina Ali dapat dimaknai bahwa melakukan kebaikan dapat dilakukan kapan saja. Jika di satu waktu tidak bisa, maka dapat dilakukan di waktu lain.
“Orang dulu itu kalau gagal berbuat baik di siang hari maka diganti malam hari,” kata Gus Baha.
Sumber :liputan6